3 Pelajaran dari Harga Minyak dibawah Nol

Harga kontrak berjangka minyak mentah dunia West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Mei pada hari Senin1 terkoreksi menjadi minus USD 36,53 per barel, berada dibawah nol untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sementara penuturan media sangat negatif, kami percaya bahwa akan ada beberapa pelajaran yang dapat diambil oleh para investor.

Harga minyak mentah cenderung menurun sejak wabah Covid-19, dikarenakan oleh adanya lockdown secara besar-besaran di seluruh dunia dalam rangka mengatasi laju penyebaran virus yang berujung pada turunnya kegiatan ekonomi dan permintaan minyak. Upaya dalam mengurangi produksi dan mendorong harga minyak berdampak terbatas sejauh ini. Berkurangnya permintaan minyak akibat wabah Covid-19 diperkirakan sebesar 30m per barel/hari, sementara itu pemotongan pasokan yang diusulkan baru – baru ini yang disepakati antara OPEC+ (termasuk Russia) hanya sejumlah 20m perbarel/hari, sehingga berdampak atas munculnya situasi kelebihan pasokan.

Thanks for subscribing!

Follow us :

Meninjau lebih dalam tajuk utamanya

Ketidakseimbangan antara persediaan-permintaan minyak, serta terpuruknya harga berjangka pada hari Senin lebih merupakan cerminan dari kondisi domestik AS. Kontrak bulan Mei yang berakhir pada 21 April merupakan gambaran terbatasnya kapasitas penyimpanan di AS, banyak pemegang kontrak menjualnya untuk menghindari kewajiban mengambil pengantaran barang fisik. Harga kontrak bulan Juni walaupun terpuruk, namun tetap positif. Lebih jauh lagi, penurunan tajam kontrak berjangka harga minyak pada2 minggu terakhir karena telah mendekati jatuh tempo, karena pemegang kontrak tidak dapat atau tidak mau mengambil pengantaran fisik minyak.

Sebaliknya, merosotnya harga minya mentah Brent Crude, milik Eropa setara dengan WTI tidak begitu parah karena tidak menghadapi kendala penyimpanan yang sama seperti di AS. Brent Crude sebagian besar merupakan minyak mentah di laut sehingga peluang untuk mengirimnya ke tujuan dengan permintaan lebih tinggi.

Mencari tahu tentang fakta-fakta di luar tajuk berita dapat membantu investor tetap tenang dan tidak bereaksi berlebihan, terutama di saat yang tidak pasti ini. Dalam hal ini, aksi harga dalam minyak kemungkinan akan membebani investor dengan sentimen negatif dalam jangka pendek, kami tidak memperkirakan situasi ini akan terus berlanjut kedepannya. Harga minyak yang lebih rendah daapt dianggap sebagai pemotongan pajak konsumsi yang efektif di negara-negara konsumen minyak seperti AS, Eropa dan sebagian besar Asia, dan pada akhirnya dapat membantu pemulihan ekonomi.

Ketahui apa yang Anda investasikan

Dengan kredit minyak dan gas yang membentuk 12% tolok ukur high yield AS, obligasi high yield AS telah terpukul oleh penurunan tajam harga minyak. Namun obligasi high yield Asia belum terhindar, meskipun kredit minyak dan gas membentuk kurang dari 2% total pasar utang high yield USD Asia3. Mengingat eksposur minyak secara signifikan lebih rendah, diharapkan dampak langsung penurunan harga minyak terhadap keseluruhan pasar obligasi high yield Asia dapat dikelola.

Asia sebagai wilayah pengimpor energi biasanya akan diuntungkan dari harga minyak yang lebih rendah. Sementara perputaran harga minyak yang lebih rendah mungkin tidak mengangkat pengeluaran diskresioner seperti yang dilakukan pada masa lalu mengingat adanya lockdown pada saat ini dan aktivitas sosial di beberapa negara, tagihan impor minyak yang rendah dapat meningkatkan kas negara, memberikan pemerintah beberapa amunisi fiskal, mereka perlu menumpulkan dampak ekonomi dari wabah.

Mengerti dampak nyata pada dinamika pasar, dalam hal ini harga minyak yang rendah, sebenarnya dapat membuka peluang investasi. Aksi jual besar-besaran obligasi high yield Asia merupakan akibat dari penurunan harga minyak baru – baru ini, kekhawatiran serta pesimis berlebihan justru berpotensi menghadirkan titik masuk yang atraktif bagi investor jangka panjang..

Pasar akhirnya mengalami bottom

Perkembangan baru-baru ini di pasar kontrak berjangka minyak mentah WTI menggiring Arab Saudi dan produsen minyak lainnya dalam kesepakatan OPEC yang baru-baru ini disetujui untuk memajukan pengurangan produksi yang semula direncanakan untuk Juni. Presiden Trump juga tertarik untuk membuka cadangan minyak strategis yang dikontrol oleh pemerintah untuk menyimpan kelebihan pasokan minyak, meskipun hal tersebut memerlukan persetujuan Kongres. Langkah-langkah ini, bersama dengan proposal untuk membayar operator minyak serpih untuk menjaga minyak agar tidak terus turun secara berkelanjutan dan mencapai titik bottom. Banyak operator minyak serpih AS tetap enggan untuk menghentikan produksi karena tingginya biaya untuk kembali beroperasi. Lebih jauh pemotongan pasokan dapat membantu pasar minyak mencapai stabilitas. Poin dari penulisan ini, kurva berjangka minyak baik WTI dan Brent Crude sama-sama berada dalam contango (harga minyak lebih tinggi di masa depan daripada masa sekarang), mencerminkan ekspektasi bahwa ketidakseimbangan persediaan dan permintaan pada akhirnya akan lebih stabil.

Demikian pula, kami percaya bahwa kekuatan fiskal dan moneter yang telah diberlakukan akan membantu pasar saham dan obligasi menemui titik terendah/bottom. Kami tetap waspada akan pergerakan pasar, memantau valuasi dan indikator teknikal yang telah membimbing kami dengan baik terkait strategi investasi. Tetaplah berinvestasi secara berkala.