Ulasan Pasar 2017


Ulasan Makroekonomi 2017

Ekonomi global  berada pada kondisi terbaik dalam 10 tahun terakhir. Kondisi ekonomi dunia terus mengalami pemulihan paska krisis global di tahun 2008. IMF memperkirakan pertumbuhan global untuk 2017 diperkirakan sekitar 3,6%. Pertumbuhan ekonomi ini ternyata dikontribusikan oleh pertumbuhan permintaan domestik di negara maju dan membaiknya kondisi ekonomi di negara-negara berkembang. Di antara negara maju, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa banyak menyumbang pertumbuhan ekonomi dunia di tahun ini. Hal ini tergambar dari aktivitas manufaktur yang lebih kuat dan tingkat pengangguran yang rendah di kedua negara tersebut.

  • 2018-Outlook-Infographics-p8

    Harga komoditas juga pulih secara bertahap. Meningkatnya aktivitas manufaktur dan permintaan domestik baik di negara maju dan negara berkembang ini kemudian mendorong pemulihan harga komoditas global secara bertahap. Dengan pulihnya ekonomi di AS dan Eropa, hal ini menimbulkan risiko normalisasi suku bunga. The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun 2017 dan membuka peluang negara maju lainnya untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter.

    Sama seperti kondisi ekonomi global, kondisi ekonomi Indonesia juga mengalami perbaikan. Pada kuartal 3 tahun 2017, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,06% YoY yang ditopang oleh meningkatnya komponen investasi, belanja pemerintah dan ekspor meskipun komponen konsumsi rumah tangga memang mengalami sedikit perlambatan. Pada tahun 2017 ini Indonesia juga telah berhasil merebut kriteria layak investasi dari S&P dan naiknya peringkat hutang dari Fitch.
     
    Ulasan  Pasar Saham 2017

    Tahun 2017 merupakan tahun yang menarik bagi pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis 6000 dan membukukan level tertinggi sepanjang masa di akhir tahun 2017 yaitu 6355,65. Sebagian besar kenaikan indeks ini dikontribusikan oleh saham-saham perbankan dan barang konsumsi.

Grafik 1: Kaleidoskop IHSG 2017 (+20% YoY)

  • 2018-Outlook-p12

    Ulasan Pasar Pendapatan Tetap 2017

    Obligasi rupiah Pemerintah Indonesia juga mencatat kinerja yang sangat positif sepanjang tahun 2017. Dibandingkan dengan negara lainnya yang memiliki peringkat hutang yang serupa di Asia, Indonesia mencatatkan kinerja tertinggi. Indeks Obligasi Pemerintah IBPA mencatat pertumbuhan sebesar 14,82% sejak awal tahun.

Grafik 2: Imbal Hasil Obligasi Rupiah dan USD Pemerintah Indonesia Bertenor 10 Tahun

  • 2018-Outlook-I-p14


PROSPEK PASAR 2018

Prospek Makroekonomi 2018

Perekonomian dunia akan lebih baik di 2018. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh sebesar 3,7% di 2018 dan dikontribusikan oleh pertumbuhan permintaan domestik di negara maju dan membaiknya kondisi ekonomi di negara-negara berkembang, terutama dengan adanya peningkatan aktivitas di China. Di tahun 2018 juga Bank Sentral AS diproyeksikan akan menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali serta diikuti dengan pengurangan USD 4,5 triliun obligasi di dalam neraca pembayaran AS. Di saat yang sama, Bank Sentral Eropa (ECB) juga berencana untuk mengurangi stimulus moneter di tahun depan (tapering).

Kondisi makroekonomi Indonesia sendiri di tahun 2018 diperkirakan sebagai berikut:

•    Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai 5,3% di 2018
Sesuai dengan perkiraan, konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah kembali akan menjadi motor pertumbuhan di tahun ini (dengan total 65% dari total PDB).

•    Inflasi Diperkirakan Akan Tetap Stabil
Bank Indonesia memperkirakan inflasi akan berada di 3,5% ± 1%, atau dengan kata lain inflasi akan berada dibawah 4% selama empat tahun berturut – turut.            
 
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia memasuki tahun politik? Berdasarkan pola 2004, 2009 dan 2014, konsumsi mayarakat meningkat cukup signifikan di satu tahun sebelum pemilu. Naiknya komponen konsumsi masyarakat ini mungkin dikarenakan adanya dana-dana kampanye yang dibagikan dan dibelanjakan. Selain itu belanja pemerintah juga akan meningkat pesat, karena pemerintah cenderung mengejar rapotnya untuk menyelesaikan proyek infrastruktur di satu tahun menjelang pemilu.

Prospek Pasar Saham 2018

Potensi IHSG di tahun 2018 masih cukup menarik. Dengan adanya harapan akan membaiknya pertumbuhan PDB Indonesia di 2018, dari kenaikan harga-harga komoditas dan pemulihan daya beli yang dipicu oleh kenaikan UMR, diharapkan bisa menjadi pendorong sentimen positif pada IHSG. Ekspetasi laba memberikan potensi kenaikan indeks dimana laba perusahaan yang termasuk dalam indeks MSCI Indonesia (Indeks dari 29 perusahaan berkapitalisasi besar) diperkirakan tumbuh sebesar 13,4% di 2018.

Prospek Pasar Pendapatan Tetap 2018

Pada tahun 2018 inflasi Indonesia diperkirakan terkendali dan naik 3,8%, angka ini dinilai cukup rendah dan terkendali. Walaupun dengan adanya potensi kenaikan Fed Rate sebanyak 3 kali di tahun 2018, Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di level saat ini yaitu 4,25%. Ditambah dengan naiknya status Indonesia menjadi investment grade oleh S&P dan outlook BBB oleh Fitch pada tahun 2017 juga diharapkan terus menarik masuknya investor asing di pasar keuangan Indonesia.


Strategi Alokasi Aset 2018

Terdapat beberapa faktor penting yang perlu dicermati di tahun 2018:

  • Ketimpangan Valuasi  dari Pasar Negara Maju dan Berkembang
    Pasar negara maju  memiliki valuasi yang relatif mahal, terutama pasar AS. Di sisi lain, pasar negara berkembang masih lebih murah padahal secara kontribusi terhadap ekonomi global dan potensinya jelas dirasakan.  
  • Risiko Politik dan Ancaman Struktural
    Isu geopolitik akan selalu menjadi tokoh antagonis terhadap stabilitas pasar global. Namun, tingginya likuiditas di pasar global yang terjadi saat ini dapat mengatasi kekhawatiran akan isu-isu politik tersebut.
  • Pemulihan Ekonomi Global
    Pulihnya ekonomi global yang dikontribusikan oleh negara maju khususnya AS dan Uni Eropa mendorong kinerja pasar modalnya yang sangat baik di tahun 2017 ke valuasi yang cukup tinggi. 

Sebagai kesimpulannya, ekonomi global diperkirakan akan lebih baik di tahun 2018. Pasar negara berkembang tampaknya masih menjadi pilihan utama dengan potensi yang tinggi, baik di pasar ekuitas maupun pendapatan tetap. Untuk pasar domestik, kami meyakini Indonesia memiliki fundamental yang kuat dibandingkan negara-negara berkembang lainnya dan kemungkinan besar akan tetap menjadi destinasi investasi mengingat potensinya yang masih cukup tinggi.

Please select an Item in the banner widget for showing the Articles